Sabtu, 28 Juni 2008

Indahnya Perbedaan Kepribadian Manusia


Kepribadian manusia selalu menjadi tema yang menarik untuk dicari tahu, apalagi kepribadian kita sendiri. Rasa ingin tahu tersebutlah yang lantas membuat banyak orang pergi ke psikolog untuk menjalani tes-tes kepribadian. Semua ini dilakukan demi mengetahui “seperti apa sesungguhnya diri kita ini?”

Enneagram
Selain dengan mengikuti tes-tes psikologi, ada satu metode yang bisa digunakan untuk mengetahui kepribadian yaitu menggunakan enneagram. Enneagram diartikan sebagai “sebuah gambar bertitik sembilan”. Metode ini dikabarkan telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan diajarkan secara lisan dalam suatu kelompok sufi di Timur Tengah, hingga akhirnya mulai berkembang di Amerika Serikat sekitar tahun 1960-an. Kepribadian manusia dalam sistem enneagram, terbagi menjadi 9 tipe. Renee Baron dan Elizabeth Wagele, lewat buku yang berjudul enneagram, berusaha untuk menjelaskan kesembilan tipe tersebut agar lebih mudah dimengerti.

Sembilan Tipe Kepribadian Manusia
Kesembilan tipe kepribadian tersebut adalah :
Tipe 1 perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.
Tipe 2 penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.
Tipe 3 pengejar prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.
Tipe 4 romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra diri yang biasa-biasa saja.
Tipe 5 pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.
Tipe 6 pencemas
Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.
Tipe 7 petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita dan dukacita.
Tipe 8 pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah.
Tipe 9 pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.

Panah dan Sayap
Setiap tipe pada enneagram berhubungan langsung dengan 2 tipe lainnya yang disebut sebagai panah. Tipe 1 berhubungan dengan tipe 7 dan 4, tipe 2 dengan tipe 8 dan 4, dst (lihat gambar). Dinamika hubungan antar tipe ini terjadi sebagai berikut : jika dalam keadaan rileks tipe 1 akan mengambil karakter positif dari tipe 7, dan jika dalam keadaan tertekan akan mengambil karakter negatif dari panah sebaliknya, yaitu tipe 4. Sebagai contoh, tipe 1 yang mengambil sisi positif tipe 7 tidak akan terlalu mengkritik diri serta lebih menerima diri, lebih antusias dan optimis, bertindak lebih alami dan spontan. Sedangkan jika sedang tertekan akan mengarahkan kemarahan ke dalam diri sendiri lalu menjadi depresi, hilang kepercayaan diri, dan menginginkan apa yang tidak mereka miliki. Contoh lain, tipe 2 yang sedang rileks, akan mengambil karakter positif dari tipe 4, dan jika sedang tertekan akan mengambil karakter tipe 8. Dan begitu seterusnya dinamika hubungan pada tipe-tipe lainnya.

Selain panah, kepribadian kita dapat tercampur atau terpengaruhi oleh tipe di kanan dan kiri kita. Tipe di kanan dan kiri kita ini disebut dengan sayap. Contohnya, tipe 1 dengan sayap 2 yang lebih kuat, cenderung hangat, lebih suka menolong, mengkritik dan menguasai. Sedangkan tipe 1 dengan sayap 9 lebih kuat, cenderung lebih tenang, lebih santai, objektif dan menjaga jarak.

Tipe-tipe Enneagram dan Myers-Briggs Type Indicator
Bagian akhir buku Enneagram ini berisi penjelasan tentang tipe-tipe kepribadian yang sudah diakui, yaitu [Url/ Link hanya untuk Member. ] (MBTI) dan kecocokannya dengan tipe-tipe dalam enneagram. MBTI sendiri adalah suatu inventori kepribadian yang berlandaskan pemikiran dari [Url/ Link hanya untuk Member. ], seorang psikiater asal Swiss. Inventori ini mengukur kecenderungan individu berdasarkan empat skala : ekstraversion atau introversion, sensing atau intuition, thinking atau feeling, serta judging atau perceiving. Terakhir, terdapat tabel hubungan antara sistem dalam enneagram dan MBTI.

Komentar
Ada beberapa hal yang membuat buku ini menjadi menarik untuk dibaca, seperti :
1. Buku berjudul The Enneagram Made Easy terbitan Harper San Fransisco ini, diterjemahkan dengan cukup baik sehingga tidak menyulitkan pembaca dalam memahami isinya. Walau kadang masih terdapat kesalahan dalam pengetikannya.

2. Banyak sekali ilustrasi menarik, baik penjelasan masing-masing tipe maupun perbandingan antara satu tipe dengan tipe lainnya. Tak jarang ilustrasi tersebut berisi lelucon yang mampu menciptakan suasana menyenangkan ketika membaca buku ini.


3. Di awal penjelasan tipe, ada 20 butir pernyataan yang menggambarkan tipe kepribadian tersebut. Pembaca dapat memberi ceklis pada karakteristik yang menggambarkan kepribadiannya. Pernyataan ini dapat membantu pembaca untuk menemukan tipe kepribadiannya dalam enneagram.

4. Penjelasan masing-masing tipe juga cukup banyak ragamnya, mulai dari karakter positif dan negatif tiap tipe, cara bergaul, komentar orang-orang sekitar, hingga saran dan latihan yang tepat untuk tiap tipe.

Namun, ada beberapa hal yang kurang dari buku ini, seperti :
1. Tidak jelas apakah kedua puluh pernyataan yang ada di tiap tipe, didapat menggunakan metode penyusunan alat tes yang baik, sehingga memang benar-benar mampu menggambarkan tiap tipe dengan tepat.
2. Penjelasan tentang tiga pusat dalam tubuh; jantung, perut dan kepala, dirasa kurang memadai, sehingga tidak terlalu memberikan pemahaman yang lebih terhadap kepribadian manusia.
3. Perbandingan antara tipe-tipe dalam enneagram dengan tipe-tipe jungian (MBTI) dirasa agak janggal. Ada kesan bahwa tipe-tipe jungian memang ‘ditempel’ agar pembaca semakin percaya dengan tipe-tipe dalam enneagram, sebab tipe-tipe jungian sudah ada, digunakan dan diakui secara luas sejak lama.
4. Tabel perbandingan sistem dalam enneagram dan MBTI tidak disertai penjelasan, sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami arti tabel tersebut.
5. Sampul buku asli [Url/ Link hanya untuk Member. ] lebih menarik untuk dilihat daripada sampul buku versi indonesia yang terlalu ‘gelap’.

Kesimpulan dari saya, buku ini cocok bagi pembaca yang ingin mengenali kepribadiannya, namun tidak ingin membaca buku psikologi tentang teori kepribadian. Sebab sesuai dengan slogannya, buku ini memang bisa membantu mengenali kepribadian kita dengan cara yang lebih asyik.


Kamis, 14 September 2006 - 22:10 wib
Kadar Homoseksualitas Bergradasi

isa diterima atau tidak, dalam kehidupan kita ada sekelompok orang yang memiliki orientasi seksual berbeda.

Pada umumnya, manusia memiliki orientasi seksual terhadap lawan jenisnya. Seorang pria tertarik pada wanita, atau sebaliknya, wanita tertarik pada pria. Mereka jamak disebut sebagai kaum heteroseks.

Namun, pada orang-orang tertentu orientasi seks macam itu tidak ada atau berkadar kecil. Mereka justru (lebih) tertarik pada orang-orang sejenis. Bila pria, mereka tertarik pada sesama kaum Adam. Umumnya mereka disebut gay. Sebaliknya, yang wanita tertarik pada sesama kaum Hawa. Wanita dengan orientasi seks seperti ini disebut lesbian. Gay dan lesbian inilah yang kemudian dikelompokkan dalam kaum homoseks.

Perilaku homoseksual dapat bermanifestasi sebagai pola preferensi pasangan erotik (pembangkit libido) yang tidak pernah mengenal atau merasakan bangkitan erotik oleh pasangan berjenis kelamin lain. Semua minat afeksi (alam perasaan) dan genital (daerah erotik) tertuju pada pasangan sejenis kelamin. Perilaku macam ini dikenal sebagai homoseksual overt atau eksklusif. Pelakunya sadar akan nafsu homoseksualnya dan tidak berusaha menutupinya.

Di antara homoseksual eksklusif (homoseksual sejati) dan heteroseksual eksklusif (heteroseksual sejati) terdapat homoseksual dan heteroseksual dengan kadar berbeda. Seorang heteroseksual sejati tertarik dan terangsang hanya terhadap lawan jenis. Namun, ada pula heteroseks yang tertarik kepada sesama jenis, hanya saja kadar ketertarikannya sangat kecil sehingga hampir tak berarti. Seorang wanita heteroseks misalnya, mungkin saja mengagumi wanita seksi. Atau, pria heteroseks mungkin pula mengagumi pria lain yang berotot. Namun, bila seseorang mempunyai rasa kagum, tertarik, dan terangsang terhadap sesama jenis jauh lebih dominan, dia sudah dapat disebut homoseks.

Berdasarkan skala Kinsey, skala orientasi seksual itu bergradasi sebagai berikut:

0 = heteroseksual eksklusif

1 = heteroseksual lebih menonjol (predominan), homoseksualnya cuma kadang-kadang.

2 = heteroseksual predominan, homoseksual lebih dari kadang-kadang.

3 = heteroseksual dan homoseksual seimbang (biseksual)

4 = homoseksual predominan, heteroseksual lebih dari kadang-kadang.

5 = homoseksual predominan, heteroseksual cuma kadang-kadang.

6 = homoseksual eksklusif

Dari skala tersebut, terlihat homoseksual mempunyai berbagai bentuk. Hal yang sama juga terjadi pada heteroseksual. Selain itu ada pula yang disebut biseksual. Namun, tidak mudah untuk mengetahui seseorang biseks atau tidak. Seorang biseks sejati (melakukan hubungan seksual nyata baik dengan sesama jenis maupun dengan lain jenis) jarang sekali ditemukan. Yang biasa ditemukan adalah pria biseks yang menyukai sifat kelaki-lakian seorang wanita sekaligus menyukai sifat kewanita-wanitaan pria setipe wanita yang disukainya. Terdapat pula pria biseks yang cenderung homoseks, tetapi tertarik pada wanita dengan sifat yang sama dengan pria yang disukainya.

Juga dapat ditemukan kasus di mana seorang pria homoseks bertunangan dengan seorang wanita, namun menyukai saudara pria tunangannya. Seorang wanita biseks menyukai pria yang kewanita-wanitaan juga wanita yang kelaki-lakian. Ada pula wanita homoseks bertunangan dengan seorang pria dan menyukai saudara wanita tunangannya. Demikianlah kompleksnya relasi seorang biseks, homoseks, atau heteroseks.

Menurut Bloch, perbuatan homoseksual tanpa mentalitas homoseksual disebut pseudohomoseksual. Pada homoseksual, perbuatan merupakan produk mentalitas homoseksual. Istilah pseudohomoseksual menunjukan pada perbuatan orang-orang yang tidak bersumber pada mentalitas homoseksual tetapi dilakukan berdasarkan yang di luar impuls seksual. Heteroseksual, sebagai ciri utama kepribadian mereka, tetap bertahan. Akan tetapi, di antara mereka sering terdapat biseksualitas. Homoseksual didapat (acquired) dan temporer kebanyakan termasuk dalam kategori biseksual.

Kadang-kadang, terdapat seorang homoseksual melakukan hubungan heteroseksual untuk memperoleh keuntungan. Umpamanya terdorong perasaan berterima kasih atau kasihan. Atau, karena tidak tersedia pasangan sejenis kelamin.

Dari segi psikiatri ada dua macam homoseksual, yakni homoseksual ego sintonik (sinkron dengan egonya) dan ego distonik (tidak sinkron dengan egonya). Seorang homoseks ego sintonik adalah homoseks yang tidak merasa terganggu oleh orientasi seksualnya, tidak ada konflik bawah sadar yang ditimbulkan, serta tidak ada desakan, dorongan atau keinginan untuk mengubah orientasi seksualnya.

Hasil penelitian beberapa ahli menunjukkan, orang-orang homoseksual ego sintonik mampu mencapai status pendidikan, pekerjaan, dan ekonomi sama tingginya dengan orang-orang bukan homoseksual. Bahkan kadang-kadang lebih tinggi. Wanita homoseks dapat lebih mandiri, fleksibel, dominan, dapat mencukupi kebutuhannya sendiri, dan tenang. Kelompok homoseks ini juga tidak mengalami kecemasan dan kesulitan psikologis lebih banyak daripada para heteroseks. Pasalnya, mereka menerima dan tidak terganggu secara psikis dengan orientasi seksual mereka, sehingga mampu menjalankan fungsi sosial dan seksualnya secara efektif.

Sebaliknya, seorang homoseks ego distonik adalah homoseks yang mengeluh dan merasa terganggu akibat konflik psikis. Ia senantiasa tidak atau sedikit sekali terangsang oleh lawan jenis dan hal itu menghambatnya untuk memulai dan mempertahankan hubungan heteroseksual yang sebetulnya didambakannya. Secara terus terang ia menyatakan dorongan homoseksualnya menyebabkan dia merasa tidak disukai, cemas, dan sedih. Konflik psikis tersebut menyebabkan perasaan bersalah, kesepian, malu, cemas, dan depresi. Karenanya, homoseksual macam ini dianggap sebagai gangguan psikoseksual.

Faktor biologis dan lingkungan

Mengacu pada teori penyebab homoseksual, dr. Wimpie Pangkahila menyebutkan ada empat kemungkinan penyebab homoseksual. Pertama, faktor biologis, yakni ada kelainan di otak atau genetik. Kedua, faktor psikodinamik, yaitu adanya gangguan perkembangan psikoseksual pada masa anak-anak. Ketiga, faktor sosiokultural, yakni adat-istiadat yang memberlakukan hubungan homoseks dengan alasan tertentu yang tidak benar. Keempat, faktor lingkungan, yaitu keadaan lingkungan yang memungkinkan dan mendorong pasangan sesama jenis menjadi erat.

Sementara, menurut Budi, aktivis Gaya Nusantara , ada dua hal yang menyebabkan orang menjadi gay. Pertama, faktor bawaan atau gen, yaitu adanya ketidakseimbangan jumlah hormon pada diri seseorang sejak lahir. Jumlah hormon wanita cenderung lebih besar daripada laki-laki. Hal ini dapat berpengaruh pada sifat dan perilaku si laki-laki tersebut. Jati diri kewanitaan biasanya lebih kuat, sehingga mereka cenderung berperilaku feminin dan selalu tertarik terhadap aktivitas yang dilakukan wanita.

Laki-laki yang menjadi gay karena faktor tersebut biasanya tidak bisa kembali menjadi laki-laki dalam arti sebenarnya. Tapi, sifat gay tersebut bisa berkurang frekuensinya. Tentunya, diperlukan usaha yang keras. Misalnya, tidak bergaul lagi dengan kaum gay, punya keyakinan yang kuat, dan harus tahan segala godaan.

Kedua, faktor lingkungan, yaitu komunitasnya lebih sering bertemu dengan laki-laki dan amat jarang bertemu dengan wanita. Selain itu, ada juga dari mereka yang terlibat dalam kehidupan gay semata-mata karena gaya hidup dan materi. Biasanya mereka berawal dari coba-coba untuk berhubungan dengan sesama jenis dengan imbalan uang. Jenis gay ini bisa hilang bila mereka telah menemukan pasangan hidup wanita. Atau, mereka keluar akibat terkena penyakit kelamin. Dan juga, gay tersebut dapat kembali sebagai lelaki sepenuhnya bila punya komitmen kuat untuk menjauhi kehidupan gay.

Cemburu dan sukses

Dalam kehidupan sehari-hari, kalangan homoseks di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan Australia, sudah berani tampil ke permukaan. Bahkan, setiap tahun mereka menggelar karnaval khusus bagi mereka. Namun, di negara berkembang, termasuk Indonesia, mereka masih malu-malu kucing untuk tampil terbuka dan memproklamasikan diri sebagai homoseks. Hanya beberapa orang yang secara terang-terangan mengaku sebagai homoseks.

Meski begitu, komunitas ini memiliki tempat-tempat tertentu, di seluruh Indonesia, untuk saling bertemu. Di sanalah mereka ngeber (mejeng, mangkal, ngumpul-ngumpul, Red.). Seperti halnya kalangan heteroseks, dalam berelasi mereka mengenal perasaan cemburu dan depresi jika pasangan homonya berbuat serong dengan orang lain. Perasaan cemburu dan depresi ini dapat sedemikian besarnya sehingga yang merasa ditinggalkan dapat bunuh diri akibat depresi. Malah bisa pula membunuh pasangannya yang berselingkuh tadi. Kasus macam ini umumnya terjadi pada pasangan gay, walaupun bukan tak mungkin terjadi pada pasangan lesbian. Seorang lesbian yang berperan sebagai suami (the butch) dapat membunuh seorang pria heteroseksual yang merampas pasangannya.

Perilaku macam itu bisa dipahami karena mereka manusia biasa seperti kaum heteroseks. Homoseksual bukanlah penyakit. Homoseksual hanyalah salah satu bentuk orientasi seksual seseorang. Yang pasti, menjadi gay bukan suatu ’mimpi buruk’ dan menjadi gay juga bukan kesalahan siapa-siapa. Gay hanyalah masalah orientasi seksual, sedangkan dalam kehidupan, kita tetap manusia yang bisa berpikir, berkarya, dan berprestasi seperti manusia-manusia lain. Tak heran bila seorang gay atau lesbian sukses di profesi masing-masing. Ada yang menjadi seniman, penyiar televisi, dosen, pengusaha, atau bahkan menteri. (Gde)


Innate Talent Inventory - iTi (Test Talenta Bawaan)

Sebentar lagi Siswa-Siswi SMA Kelas X akan memilih jurusan. Sebaiknya sebelum memilih jurusan, mereka memperoleh pemahaman tentang potensi bawaan yang ada di dalam diri mereka. Guna mengetahuinya, maka mereka dapat mengikuti iTi (Innate Talent Inventory) yakni Test Talenta Bawaan (TTB). Setiap orang yang mengikuti TTB memperoleh hasil laporan potensi bawaannya yang berisi:

Hasil Laporan (Standard)
Gambaran Kepribadian (Ciri-ciri umum)
Kekuatan yang dimiliki oleh ybs- secara bawaan
Kelemahan-kelemahan Ybs- secara bawaan (bisa diubah melalui latihan pengembangan diri)
Cara pengembangan diri
Perilaku Ybs di bawah stress
Kemungkinan penyebab Stress
Keadaan (situasi) yang dinikmati oleh Ybs
Nilai-nilai pribadi Ybs
Profile lengkap kepribadian Ybs– deskripsi secara mendetail bagaimana perilaku Ybs sehari-hari
Karir (pekerjaan) yang cocok dengan Ybs sesuai dengan bakat bawaannya
Jurusan terbaik di Perguruan Tinggi yang sesuai dengan bakat bawaan Ybs

Laporan ini terdiri atas 10 - 18 halaman (tergantung pada hasil test bakat bawaan Ybs).

Hasil Laporan (Optional)
Learning Style — Gaya belajar/gaya berpikir Ybs — secara bawaan
Leadership Style — Gaya Kepemimpinan (Leadership) Ybs — secara bawaan
Communication & Relationship
Pedoman Pengembangan diri (6-10 halaman)

Tambahan Informasi:
TTB ini sudah dapat diikuti secara on line (melalui e-mail) dengan menghubungi:
admin@edutraco.com | semua proses test dan wawancara dilakukan via e-mail. Laporan hasil disampaikan melalui file elektronik pdf.

Alamat Konsultasi Individual:
Smart Mind Center - Taman Anggrek Tower 2 Lt 7 Jakarta
satu kompleks dengan Klinik Taman Anggrek (KTA)
Untuk appointment hubungi Evi telpon 021-5609432

Pusat Bimbingan & Konsultasi Psikologi (PBKP) Univeristas Tarumanagara,
Gedung K Lt. 2 - Jln Let Jen S. Parman No. 1
untuk appointment hubungi Kak Ira, Telpon 021-5671747 ext 402

Edutraco juga melayani Unit Sekolah yang ingin mengadakan test secara kelompok.
Untuk appointment atau informasi hubungi Vera 0812 102 688 00

Catatan:
Hasil test ini juga dapat membantu dalam penyelenggaraan layanan konseling, khususnya laporan lengkap profile kepribadian bawaan ybs. Tingkat akurasi test ini sebanding dengan Hasil Test MBTI dan Test DISC Profile serta Test Strengths Finder (dari GALLUP). Dari setiap peserta yang mengikuti test ini, selalu mengkonfirmasi bahwa “Benar-benar, apa yang dikatakan dalam profile kepribadiannya adalah dirinya yang sejati.”

Perbedaan TTB ini dengan Test Bakat Minat yang biasa adalah, TTB bukan hanya memotret minat (yang dipengaruhi oleh teman-teman atau pendapat orang tua anak) melainkan memotret potensi bawaan terdalam ybs, yang ada di dalam diri ybs, dan ini akan bertahan sampai akhir.


0 komentar:

Kata Mutiara

http://tanpatinta.blogspot.com/ Kata Bijak hari Ini: Selanjutnya

Panduan Jiwa

Coretan


Free chat widget @ ShoutMix